Secuil Kritik (lagi) kepada Pdt. Stephen Tong: Perpustakaan yang Pelit dan Filsafat yang Jadul
#StephenTong #AllahTritunggal #FilsafatStephenTong
Dalam video ini saya memberikan kritik kecil kepada Pdt. Stephen Tong atas perpustakaan fakultas teologinya yang pelit, yang tidak terbuka untuk umum dan atas filsafat yang ada dalam kandungan kotbah-kotbahnya yang sudah jadul atau kedaluwarsa.
Supaya terlihat pelitnya layanan perpustakaan STT Reformed Injili Internasional, saya membandingkan dengan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan Kolsani dan toko buku Kanisius dari Katolik. Dalam pengalaman hidup saya, saya sungguh-sungguh merasakan pelayanan-kasih Katolik yang indah, pelayanan-kasih yang membuat saya terharu. Padahal, saya dari Protestan yang tidak memberi keuntungan finansial apa-apa. Mereka tidak pernah mengecewakan saya 1 kalipun. Luar biasa... Oleh karena itu, mereka yang dengan cepat mengkritik Katolik, sebaiknya berpikir 1000X.
Supaya terlihat jadulnya filsafat dalam kotbah-kotbah Stephen Tong, saya membandingkannya dengan filsafat postmodernisme yang ada dalam buku Postmodernisme I. Bambang Sugiharto serta beberapa nama filsuf yang saya sebut, seperti Heidegger, Gadamer, Derrida, Paul Ricoeur, Lacan, Deleuze, Baidou dan Quentin.
Selain itu, konstruksi teologi Stephen Tong juga sudah jadul, tidak kontekstual. Konteks pluralitas agama-agama dan penderitaan dalam kemiskinan tidak ada dalam inti doktrin tritunggalnya Stephen Tong (dalam buku Allah Tritunggal). Di sini, saya memberikan pembandingan dengan pemikiran tritunggal Joas Adiprasetya dalam bukunya An Imaginative Glimpse: Trinitas dan Agama-agama.
...
https://www.youtube.com/watch?v=CIZFQIBjSM0